Dear
Friends,
Assalamu
alaikum wr wb.
Pa kabar? Aku dan keluargaku baik. Alhamdulillah. Lama ga berjumpa ya....
Dear
Friends,
Aku pernah hadir pada suatu pernikahan dan mendengarkan tausiah
perkawinan yang sungguh mengena bagi pasangan suami istri.
Pasangan yang baru memasuki dunia perkawinan ataupun yang sudah mengalami berbagai cobaan untuk mempertahankan perkawinannya.
Tausiah perkawinan tersebut membawa kita untuk selalu berusaha agar perkawinannya berhasil- sakinah mawaddah warohmah, dengan berkaca kepada binatang. Koq?
Pasangan yang baru memasuki dunia perkawinan ataupun yang sudah mengalami berbagai cobaan untuk mempertahankan perkawinannya.
Tausiah perkawinan tersebut membawa kita untuk selalu berusaha agar perkawinannya berhasil- sakinah mawaddah warohmah, dengan berkaca kepada binatang. Koq?
Menurut ulama itu, pasangan
yang ideal adalah yang seperti
sepasang MERPATI. Sepasang merpati akan selalu hidup bersama,
selalu setia pada pasangannya. Jadi tak
pernah selingkuh. Mereka akan berganti
pasangan hanya bila salah satunya mati.
Selain komitmen yang tinggi terhadap pasangannya, burung merpati juga mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap pasangannya, telur dan anak-anaknya.
Mereka membuat sarang bersama, mengerami telur-telur mereka bersama secara bergantian. Bergantian pula dalam memberi makan anak-anak mereka yang baru menetas serta menjaga anak-anak mereka sampai mereka siap menjalani kehidupan mereka.
Ketika anak-anaknya baru menetas dan memerlukan perlindungan yang ketat- khawatir dimangsa oleh predator, maka induk merpati tidak akan meninggalkan anak-anak demi mencari makan. Sang jantanlah yang bertanggung jawab mencari dan memberi makan induk dan anak-anaknya.
FULLY COMMITTED. HIGHLY RESPONSIBLE.
Selain komitmen yang tinggi terhadap pasangannya, burung merpati juga mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap pasangannya, telur dan anak-anaknya.
Mereka membuat sarang bersama, mengerami telur-telur mereka bersama secara bergantian. Bergantian pula dalam memberi makan anak-anak mereka yang baru menetas serta menjaga anak-anak mereka sampai mereka siap menjalani kehidupan mereka.
Ketika anak-anaknya baru menetas dan memerlukan perlindungan yang ketat- khawatir dimangsa oleh predator, maka induk merpati tidak akan meninggalkan anak-anak demi mencari makan. Sang jantanlah yang bertanggung jawab mencari dan memberi makan induk dan anak-anaknya.
FULLY COMMITTED. HIGHLY RESPONSIBLE.
Jangan
menjadi pasangan seperti pasangan AYAM.
Jika kita ingin mengembangbiakan ayam kampung, maka minimal kita memiliki 2 ekor ayam betina dan seekor ayam jantan. Kalau tetangga kita memelihara ayam jantan, kita ga perlu menyediakan pejantan. Ayam jantan tetangga disekitar sudah cukup untuk membuahi ayam betina kita. Di dunia ayam, tidak ada norma yang menyatakan bahwa seekor jantan adalah milik seekor betina tertentu. Yang ada, seekor jantan adalah milik bersama. MIKIBER baca Milik Kita Bersama. Sharing gituh.
Setelah kawin dan memasuki masa bertelur, induk ayam akan melakukan semua usaha untuk menghasilkan keturunannya sendirian. Sang jantan kemana? Kemana lagi kalau tidak sedang “Yang-yangan” dengan betina yang lain. BIL baca Betina Idaman Lainnya. NO STRING ATTACHED.
Sang betina akan membuat sendiri sarangnya. Secara naluri, induk ayam akan membuat sarang yang terbaik untuk pengeraman telur-telurnya sehingga telur-telurnya bisa menetas. Sendirian.......! Pengeraman sepenuhnya dilakukan oleh induk ayam. Sendirian......! Sepanjang malam...! Pagi hari ia harus mencari makan sendiri, setelah kenyang maka ia akan mengerami telurnya lagi. Begitulah yang terjadi sepanjang hari-cari makan, kenyang, ngerem, cari makan lagi, kenyang, ngerem lagi sampai sore. Sendirian.......!
Jika makanan susah dicari maka induk ayam akan terus mencari makan. Karena terlalu lama meninggalkan telur-telurnya, menyebabkan induk ayam kehilangan naluri mengerami telurnya. Dan, telur-telurnyapun gagal menetas.
Jika kita ingin mengembangbiakan ayam kampung, maka minimal kita memiliki 2 ekor ayam betina dan seekor ayam jantan. Kalau tetangga kita memelihara ayam jantan, kita ga perlu menyediakan pejantan. Ayam jantan tetangga disekitar sudah cukup untuk membuahi ayam betina kita. Di dunia ayam, tidak ada norma yang menyatakan bahwa seekor jantan adalah milik seekor betina tertentu. Yang ada, seekor jantan adalah milik bersama. MIKIBER baca Milik Kita Bersama. Sharing gituh.
Setelah kawin dan memasuki masa bertelur, induk ayam akan melakukan semua usaha untuk menghasilkan keturunannya sendirian. Sang jantan kemana? Kemana lagi kalau tidak sedang “Yang-yangan” dengan betina yang lain. BIL baca Betina Idaman Lainnya. NO STRING ATTACHED.
Sang betina akan membuat sendiri sarangnya. Secara naluri, induk ayam akan membuat sarang yang terbaik untuk pengeraman telur-telurnya sehingga telur-telurnya bisa menetas. Sendirian.......! Pengeraman sepenuhnya dilakukan oleh induk ayam. Sendirian......! Sepanjang malam...! Pagi hari ia harus mencari makan sendiri, setelah kenyang maka ia akan mengerami telurnya lagi. Begitulah yang terjadi sepanjang hari-cari makan, kenyang, ngerem, cari makan lagi, kenyang, ngerem lagi sampai sore. Sendirian.......!
Jika makanan susah dicari maka induk ayam akan terus mencari makan. Karena terlalu lama meninggalkan telur-telurnya, menyebabkan induk ayam kehilangan naluri mengerami telurnya. Dan, telur-telurnyapun gagal menetas.
Ayam jantan tidak punya andil dalam proses pengeraman dan
juga tidak punya andil dalam usaha melindungi pasangan betinanya. Akibat terlalu banyak gangguan (dari predator
dan manusia) dan minimnya perlindungan dari sang jantan selama pengeraman,
induk ayam mejadi kesal dan akhirnya hengkang meninggalkan sarang selamanya. Dan, telur-telurnyapun gagal menetas.
Yang paling parah adalah menjadi seperti
pasangan BEBEK/ITIK. Bebek memilik
naluri mengerami yang rendah bahkan tidak ada.
Jadi pasangan bebek (jantan dan betina) sama-sama
tidak perduli akan telur-telur
mereka. Bahkan mereka juga tidak perduli kalau telur
mereka diadopsi dan dierami oleh Menthok atau mesin penetas. BEBEK
bilang: “Biar aja diambil sama yang mau....emang gue pikirin...”. NO
COMMITMENT. NO STRING ATTACHED. NO RESPONSIBILITY.
Dear
Friends,
Karenanya, ga salah kalau ada kartu undangan perkawinan yang dihiasi dengan
gambar sepasang merpati. Bukankah kita
selalu bercita-cita menjadi pasangan suami -istri yang setia sepanjang masa dan berhasil dalam
membangun keluarga yang sakinah, mawaddah warohmah?
Dear Friends,
Sampai jumpa lagi.
Wassalamu alaikum wr. Wb.
Temanmu,
Meitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar