Laman

Minggu, 29 April 2012

Hutang: Pilihan Terbaik untuk Keluar dari Persoalan Kita?

Dear Friends,
Assalamu alaikum wr. wb.

Hutang adalah mubah, kecuali karena dharurat. Seberapa dalam kita mengartikan kata/keadaan yang Dharurat? Menurut Yusuf Qardhawi dalam Halal dan Haram dalam Islam, Dharurat adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dihindari, apabila terhalang akan membawa kebinasaan. Key word-nya adalah KEBINASAAN

Kita tidak akan BINASA kalau tidak punya Blackberry atau iPhone baru. Kita tidak akan BINASA kalau cuma punya mobil butut. Dan masih banyak hal-hal lain yang bisa menunggu sampai kita punya dana untuk membelinya.
Nabi SAW sendiri tidak suka seorang muslim membiasakan berhutang. Sebab dengan berhutang kita akan :

1. Kesusahan di malam hari ( tidak bisa tidur nyenyak) dan penghinaan disiang hari,
2. Berada dalam kekuasaan orang lain,
3. Kufur,
4. Berdusta dan
5. Ingkar janji. 


Dear friends,
Tiga akibat yang terakhir mengindikasikan bahwa berhutang akan mempengaruhi atau merupakan bahaya besar terhadap keimanan dan akhlak kita.
Seorang muslim tidak boleh berhutang kecuali karena sangat perlu. Dan kalaupun dia terpaksa harus berhutang, sama sekali tidak boleh melepaskan niat untuk membayar. Sebab dalam hadis Rasulullah s.a.w. disebutkan:

"Barangsiapa hutang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia." (Riwayat Bukhari)

Dear friends, 
Kesimpulannya..., kita seharusnya menghindari berhutang. Kalau memang harus berhutang, kenalilah rambu-rambunya. Berhutanglah sesuai dengan kemampuan membayar kita.
Mari kita saling mengingatkan ya friends.  FYI, isi surat ini adalah hasil comot sana sini dari buku Halal dan Haram dalam Islam by Yusuf Qardhawi.

Wassalamu alaikum wr. wb.
Temanmu,
 Meitri

Sabtu, 28 April 2012

Bawa Istri Sewaktu Bertugas Keluar Daerah/Negeri. Kenapa Ngga?

Dear Friends,
Assalamu alaikum wr.wb.

Pa kabar?  Aku dan keluargaku baik.  Alhamdulillah.

Belakangan ini, banyak koran menulis artikel yang menggambarkan penolakan mereka soal membawa keluarga ke Luar Negeri/Daerah saat kunjungan kerja.  Kenapa hal ini menjadi pergunjingan massa? 
Buatku, hal ini adalah masalah yang penting karena ini merupakan “Jalan-jalan Berhadiah.”  Penasaran?   Baca terus suratku ini, ya. 
Aku sering di ajak suamiku saat ia mendapat tugas ke daerah atau ke luar negeri.  Namun, aku selalu mempunyai agenda tersendiri selama suamiku melaksanakan agenda kerjanya.  Apalagi kalau bukan Ladies’ programs yaitu.... jalan-jalan dan belanja oleh-oleh.  Sendiri.   Ya,  sekali lagi sendiri....!!!  Saat aku dan suami ke Universitas Tsukuba, Jepang.  Teman-teman kerjanya  sempet bingung dan penasaran melihat suamiku muncul sendirian di tempat kerja.  Eh.. dengan santainya suami bilang: “She is having  a  sightseeing tour around Tsukuba..by herself..by bus...and... by feet”.  Waktu ditanyain apa ga takut kalau istrinya hilang.... “She’ll find her way back to the campus”, dengan santai juga.  Jadilah tuh para professor terkagum-kagum.... ck..ck..ck..ck..  Begitulah nasibku kalau diajak menemaninya kerja di luar daerah/negeri.
 Universitas Tsukuba, Jepang.
 Mt. Tsukuba Jinja, Jepang

Dear Friends,

Aku tidak pernah mengganggu jadwal kerjanya.  Suamiku juga ga mau diganggu disaat ia harus bekerja.  Menurutnya, ia harus melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya.  Ia tak mau mendapat fitnah gara-gara menghianati amanah demi jalan-jalan  apalagi nganterin istri belanja.  Biasanya, kami jalan berdua bila agenda acaranya sudah selesai atau bila ada kesempatan di antara agenda kerjanya.  Kadang-kadang, kami menambah 1-2 hari sebelum suami mulai dengan agenda kerjanya atau sesudahnya.  Selain waktu itu?  No way.....!  Terlarang...! Prohibited...!   Juga ga boleh mengganggu kegiatan panitia kerja daerah.  

Dear Friends,

Kasihan ya suamiku itu.  Istrinya menikmati jalan-jalan dan belanja, sementara ia bekerja....  Tapi bila aku bicara begitu ia selalu berkata: “ Yang penting kamu seneng.... have fun..  itu dah cukup buatku.”  Sooooo sweett...!   So, suami harus kerja dan ga boleh diganggu oleh rengekan istri.

Dear Friends,

Orang pasti berpikir bahwa biaya istri biasanya di tanggung oleh pihak pemberi amanah.  Ga semuanya, say.  Suamiku selalu menyatakan pada Contact Person suatu acara bahwa ia akan membawaku serta dan semua biaya istrinya ditanggung semua olehnya.  Semua dinyatakan dengan jelas- ga pake bisik-bisik, ga pake kalimat yang disamarkan atau kalimat “you know what I mean, right?”   So, semua biaya perjalanan dan lain-lainnya ditanggung sendiri.  OK?

Dear Friends,

Kenapa suami selalu mengajakku kemana-mana?  Mau tahu alasannya?
Islam menyatakan bahwa “Mereka (para istri) itu adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka.” (Al-Baqarah: 187).  Ayat ini bisa diartikan sebagai penutup bagi pasangannya dari apa yang tidak halal.  Suami istri harus saling menjaga kehormatan diri dan pasangannya agar tidak terjatuh kepada perbuatan keji dan nista seperti melihat sesuatu yang diharamkan, berselingkuh, atau yang lebih parah lagi melakukan zina.  Jadi, dia perlu diriku bersamanya sebagai penutup dirinya dari yang tidak halal.  Dan diapun memberi kesempatan padaku agar bisa menjaga suaminya.  Kamu tau, khan?  Bahwa jika seorang suami jauh dari istrinya –atau sebaliknya- maka banyak setan dan iblis yang menggodanya?  Gimana? Bener, khan? Jalan-jalan Berhadiah?  Jalan-jalan berhadiah pahala buat kami berdua.... Amiin...  Ngiri? Ya mestinya laaaahhh.
 Madrid, Spain.
 Dear Friends,

Aku sudah kebal terhadap komentar orang yang menyatakan: ”Masih ga percaya pa Kudang ya bu?”  Suamiku juga dah kebal dari komentar seperti: “Pa Kudang ko masih dikawal....?”   Aaahhhh, kalau saja mereka tahu tentang “Jalan-jalan berhadiah pahala”, pasti mereka akan berusaha mengajak istri-istrinya.

Dear Friends,
      Salam buat semua keluargamu ya.  Semoga kalau kita ada kesempatan jalan-jalan, maka itu adalah "Jalan-jalan berhadiah pahala, ya. Amiin.
Sampai jumpa.

Wassalamu alaikum wr. Wb.
Temanmu,
Meitri

Jumat, 20 April 2012

Emansipasi = Kehancuran Perempuan?


Dear Friends,
Assalamu alaikum wr wb.

Pa Kabar?  Aku dan keluargaku baik semua.  Alhamdulillah.  Kamu tau, khan? Setiap tanggal 21 April, perempuan Indonesia merayakan hari Kartini.  RA Kartini tuh... adalah perempuan ningrat yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan pribumi dari kungkungan adat budaya kraton.  Berdasarkan budaya kraton jaman dulu, seorang anak gadis akan memasuki masa “pingitan” pada usia 12 tahun.  Aturan yang mengharuskan seorang perempuan tinggal di rumah dan menunggu dilamar oleh seorang lali-laki.   Tidak boleh lagi menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan nikmati kehidupan bebas layaknya anak-anak dan remaja putri jaman sekarang.  Pokoknya ga boleh maju seperti perempuan Belanda pada masa dulu.

Dear Friends, 

Aku tidak bisa mengingkari bahwa perjuangan Kartini telah membuat perempuan di Indonesia bisa berkiprah di hampir semua bidang. Aku juga menikmati hasil perjuangannya loh.....  Namun, Islam telah menetapkan dengan jelas mana yang menjadi hak dan kewajiban perempuan dan mana yang menjadi hak dan kewajiban lelaki. Untuk hal ini muslimah tidak perlu memperjuangkannya lagi. Tidak ada lagi aturan yang maha benar selain aturanNya, bukan? Islam menyatakan bahwa pencari nafkah dan pemimpin keluarga adalah suami dan seorang istri tidak diwajibkan mencari nafkah.  Sekali lagi tidak diwajibkan mencari nafkah!


Dear Friends, 

Menurutku, hasil perjuangan Kartini bukan hanya bisa dinikmati oleh kaum perempuan tetapi juga kaum lelaki. Pendapatku yang paling ekstrim adalah bahwa hasil dari perjuangan Kartini sebenarnya dinikmati lebih oleh kaum lelaki. Kok bisa? Coba kita perhatikan. Lelaki tetap dengan eka fungsi nya -kepala rumah tangga. sedangkan fungsi perempuan malah menjadi dwi  fungsi (ibu rumah tangga, pencari nafkah) bahkan mungkin multi fungsi (ibu rumah tangga, pencari nafkah dan pemimpin keluarga). Capeeeekkk deeehhhhh..... #sambiltepokjidat#.  Nah, sebagai pencari nafkah inilah yang sangat dinikmati oleh kaum lelaki. “Untung istriku punya pekerjaan coba kalau tidak”, begitu ucapan yang sering terdengar. Iya, khan...?


Dear Friends,

Namun, sadarkah kita semua bahwa selain mendatangkan kebaikan, emansipasi itu juga mendatangkan kehancuran? Seperti yang aku sebut duluan bahwa aturan tertinggi adalah aturan Allah tetapi manusia sering melupakannya. Manusia lebih banyak memaksakan kehendaknya daripada menuruti perintah Allah. Belakangan ini, banyaknya kaum perempuan yang berpenghasilan jauh lebih besar dari suaminya. Masak salah sih....?  Ya, gak lah.....!!! Tidak salah pula kalau istri ingin membantu meringankan tugas dan tanggung jawab suaminya. Semuanya bernilai ibadah. Namun, banyak kaum istri yang kebablasan menyikapinya sehingga hak dan kewajiban suami istri bertukar tempat. Istri menjadi lebih berkuasa dan suami menjadi memble. Nah, yang begini ini yang Allah tidak meridhoi.   Kalau Allah tidak meridhoi, tunggulah azabNya dan tunggulah kehancuran rumah tangga itu. 
Tak terhitung banyaknya kehancuran rumah tangga akibat dari istri tidak lagi menghormati suaminya.  Istri bisa menyediakan apa yang tidak bisa disediakan suaminya, sehingga istri merasa berhak memutuskan apa saja dalam keluarganya.  Suami menjadi kalah suara, hilang percaya diri, dan memble.....  Akhirnya ungkapan “Terserah mama aja deh....”  tidak asing terdengar oleh istri dan anak-anak.  Anak-anakpun akhirnya mengerti bahwa bahwa pemimpin keluarga  dan yang punya duit adalah ibu.   Akhirnya....., hormat kepada ayahpun terlupakan.  Inilah contoh kemudaratan dalam keluarga dan masih banyak lagi contoh lainnya.   Inilah yang dibenci oleh Allah, hak dan kewajiban suami dan istri sudah bertukar tempat. Sedih ya.... Sia-sia banget....!  Hidup berumah tangga... tapi ga bisa mendapat amal ibadah.  


 Dear Friends,

Bukankah berkeluarga adalah untuk sakinah mawaddah wa rahmah ? Seharusnya kaum lelaki bisa menjaga hak dan kewajibannya  sebaik-baiknya ya.  Kalau tidak,  maka semua ladang amal ibadahnya yang dipersiapkan Allah akan diambil alih oleh perempuan.   Sedangkan untuk para perempuan, mereka harus melakukanlah hak dan kewajiban sesuai aturan Allah dan tidak melewati batas/kebablasan.  Mereka tidak boleh ‘besar kepala’ karena sudah bisa berpenghasilan lebih besar dari suami dan merasa menjadi pahlawan karena bisa mencukupi keluarga.  Bukan itu  hak dan kewajiban perempuan.  Perempuan tidak dituntut untuk melakukan semua itu. Allah juga tidak ridho kalau manusia bertindak diluar batas ketentuanNya.  


Dear Friends,

Demi terhindar dari laknat Allah, seharusnya suami-istri saling mendukung agar hak dan kewajiban masing-masing dapat terlaksana dan ridho Allah mengalir berlimpah membanjiri  keluarga.   Karena emansipasi adalah milik perempuan, maka perempuan harus punya strategi yang cerdas untuk tetap bisa membantu suami dan diridhoi oleh Allah.  Memang ga mudah sih.... Bagiku, tidak ada kata terlambat untuk saling belajar, membuka hati dan pikiran,  berkomunikasi dan saling pengertian agar tercipta keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah.


Dear Friends,

Semoga anak-anak kita dan turunan kita, tidak menjadi orang yang merugi.  Semoga kehidupan perkawinan mereka menjadi amal ibadah yang diterima Allah.  Amiin.
Sampai jumpa lagi.... Bye..


Wassalam wr wb
Temanmu,
Meitri

Selasa, 17 April 2012

Percaya pada Qodho dan Qodar Allah SWT


Dear Friends,
Assalamu alaikum wr wb.


Apa kabar?  Kali ini aku akan menulis suatu hal yang pernah ditanyakan oleh kerabatku.  Namun aku ingin juga berbagi denganmu apa yang kusampaikan kepadanya.





Dear Friends,

Salah satu rukun iman adalah percaya pada qodho dan qodar Allah SWT, sehingga iman seseorang juga dilihat dari perimaannya terhadap qodho dan qodar Allah SWT.

QODHO adalah hukum Allah yang berlaku global, sedangkan QADAR adalah bagian-bagian kecil perincian-perincian hukum tersebut.   Hukum disini maksudnya adalah rencana Allah dan pasti terjadi dengan seizin Allah.  Contohnya Qodho:  Allah menyatakan bahwa setiap mahluk diciptakan berpasangan dan ini berlaku global/umum.  Contohnya Qodar:  Pada kenyataannya ada perempuan/laki-laki yang tidak pernah bertemu dengan pasangannya di dunia ini.   Jadi, kalau Qodho tuh berlaku global atau universal sedangkan qodar berlaku individual –kejadian pada tiap orang berbeda, kejadian sehari-hari atau kejadian khusus/serius.  Qodho dan qodar itu lah yg disebut TAKDIR.  

Takdir global, contohnya bencana alam, longsor, atau gempa, dan  takdir individual contohnya dalam suatu bencana tidak  semua orang kehilangan anggota keluarganya.  Takdir sudah ditentukan saat kita berusia 4 bulan dalam kandungan, tapi dengan kekuasaan Allah, kita tidak bisa mengingat semua takdir itu dan tidak ingat juga kapan satu takdir kita akan terjadi.  Bayangin saja, alangkah menakutkannya kalau  kita tahu kapan kita akan meninggal dunia...Apalagi kalau meninggalnya karena kecelakaan yang tragis.    Ooohhh... tidak..?  Aku ga sanggup deh..! 

Dear Friends, 

Kalau ada orang yang bicara: “Percayalah pada takdir Allah”, itu memang benar.  Masalahnya kita tidak tahu apakah kita ditakdirkan berjodoh dengan seseorang/sesuatu  atau tidak.  Untuk menemukan jawabannya , kita diperintahkan untuk berusaha dan berdoa.  Bila seorang perempuan menunggu sampai muncul seorang laki-laki yang akan mengawininya  maka itu adalah bagian dari  berusaha.  Begitu juga,  saat ia mengambil keputusan untuk menentukan  batas waktu  menunggu dilamar oleh laki-laki yang diharapkanya adalah bagian dari usaha.  Kalau nantinya tidak berjodoh, ya terima saja dengan ikhlas.  Toh, kita sudah dapat pahala berusaha dan beriman menerima keputusan Allah.  

Dear Friends, 

Secara agama, kita tidak rugi apa-apa.  Tapi kalau secara duniawi mungkin saja kita berpikir kalau kita mengalami kerugian. Sayang juga ya ada laki-laki single, ganteng, mapan tapi bukan jodoh kita.  Kita harus ingat bahwa dunia adalah tipuan jadi ya kita jangan sampai tertipu.  Maksudnya tertipu disini adalah kita menjadi kecewa, frustrasi lalu menyalahkan  Allah.  Nauzubillah...!!! Rugi dong...!!!  Dosa...!!!  Kalo kita bisa beriman pada qodho dan qodar Allah, maka kita tidak akan pernah frustrasi, kecil hati, minder, and so on, and so on....segala macam penyakit hati dan jiwa.

Dear Friends, 

Begitu juga dalam mencari rejeki dan semua aspek kehidupan kita.  Kita tidak pernah tahu apakah kita akan dapat kekayaan dengan usaha keras atau dengan usaha yang sedikit.  Kalau memang harus dengan usaha keras  ya lakukan saja. Toh pada suatu saat, kita akan tahu bahwa kita bisa melanjutkan usaha itu atau berhenti.  Cari peluang yang lain.

Kalau aku, mikirnya gampang aja.  Kalau kita merencanakan sesuatu tapi tidak terpenuhi juga setelah semua usaha, itu artinya sesuatu itu bukan takdirku.  Ya sudah...lepaskan saja... lupakan saja... Mudah-mudahan Allah menerima amal usaha kita.  Amiin.  Kalau apa yang aku rencanakan  terlaksana maka itu berarti rencanaku sesuai dengan rencana Allah.  Alhamdulillah.  Semoga usaha/amal dan imanku diterima Allah SWT.  Amiin.

Dear Friends, 

Takdir juga menyangkut hal-hal keseharian kita yang tidak pernah kita rencanakan.    Bisa hal-hal sepele, bisa juga hal-hal  besar dan serius terjadi pada diri kita.  Contoh:   Siapa sih yang merencanakan pingin sakit parah?  Kok ya ada orang yang menuntut kita sampai mau di bawa kepengadilan segala.    Kok ya ada orang yang tega-teganya menipu kita dan lain lain.  Tapi  karena hal-hal itu sedang  menimpa kita, maka itu adalah takdir kita saat ini.  Aku tidak pernah merencanakan menulis surat ini untukmu.   Allah menggerakkan hati, pikiran dan jari-jariku untuk menulis surat ini. Ini adalah takdirku hari ini dan masih ada takdir-takdir lain nanti, besok, masa depan yang tidak aku rencanakan tapi terjadi atau sebaliknya.  Jadi takdir bukan hanya kematian dan perjodohan tetapi meliputi segala aspek kehidupan kita....  Gitu dulu deh, semoga bermanfaat.   Sampai ketemu di surat yang lain.


Wassalam wr wb
Temanmu,
Meitri

Minggu, 15 April 2012

Penghormatan Islam untuk Para Ibu Hamil. Cheer up, Bu-Mil.......!!!!!!

Dear Friends,

Assalamu alaikum wr wb.


Pemikiran ini tercetus saat melihat betapa repotnya menantuku-Vivi- pada kehamilannya yang pertama (Alhamdulillah, Aufa lahir sehat wal afiat).  
Aku sedih karena tidak dapat meringankan penderitaannya.  Selain itu, semua orang akan berkata: “Yah, seperti itulah kalau lagi hamil.”  Ucapan itu terlalu ‘klise’, bukan? Jadi, aku post di akun Facebook-ku tentang Bagaimana Islam menghargai perempuan hamil, melahirkan dan menyusui dengan harapan bisa menghibur dan memberi motivasi kepada Vivi untuk bisa melalui masa kehamilannya dengan ikhlas.  
Tentunya selain bisa dibaca teman-temanku, aku khusus men-tag Vivi agar ia bisa membacanya juga.  


Selain itu, aku prihatin dengan para perempuan-yang katanya berpikiran modern- tidak ingin hamil karena alasan-alasan yang menurutku’konyol': repot, hambatan karir, dan perubahan postur tubuh.  
Padahal kerepotan akan berkurang, karir pasti akan berakhir, postur tubuh pasti akan berubah seiring berjalannya waktu.  
 Alasan-alasan itu mendorong para perempuan untuk lebih memilih menjadi ‘pembunuh’ dengan menggugurkan kandungannya. 

Mereka berpikir bahwa mereka mempunyai hak atas tubuh  dan hidupnya, sehingga mereka boleh mengambil keputusan apa saja dengan tubuhnya, termasuk menggugurkan kandungan.  
Memang siapa yang memberi tubuh dan kehidupan itu? 
Kita tidak bisa membuat tubuh dan menghidupkan tubuh kita sendiri, khan? Oke-lah, katanya ada paham Pro-Choice (Pro-Pilihan) dan Pro-Life (Pro-Kehidupan).  
Kalau mereka menganut paham Pro-Choice, mengapa mereka harus sembunyi-sembunyi saat menggugurkan kandungannya?

Menurutku, mereka hanyalah orang-orang egois, tak beriman, dan melewati batas.   
Bagaimana tidak? Mereka hanya memikirkan diri sendiri.  Mereka tidak percaya bahwa menghidupkan dan mematikan adalah hak Allah semata. Mereka telah berlaku melewati batas dengan mengambil hak Allah.


Dear friends,

Mereka tidak tahu bahwa Islam sangat menghargai perempuan yang hamil, melahirkan bayinya, dan meyusuinya.  
Dalam sebuah hadist, Islam menetapkan bahwa jika seorang perempuan:
  • hamil dari suaminya yang sah maka kedudukannya sama dengan orang yang berpuasa, qiyamul layl dan berjuang di jalan Allah dengan diri dan hartanya. 
  • melahirkan maka pahalanya tak dapat diketahui oleh seorangpun karena begitu besarnya. Hadist yang lain menyatakan bahwa setiap rasa sakit saat melahirkan akan berpahala seperti memerddekakan budak yang mukmin.
  • menyusui maka setiap isapan dan tegukan air susu oleh bayinya  mendapat satu pahala. Jika ia berjaga sepanjang malam (karena melayani bayinya), ia mendapatkan pahala seperti pahala orang memerdekakan 70 orang budak di jalan Allah.
  • menyapih bayi maka malaikat akan mengepakkan sayapnya sambil berkata: “Perbaruilah amalmu, dosa-dosamu telah diampuni.”
 
Dear Friends,

Saat aku pertama kali membaca hadist-hadist itu, rasanya aku ingin hamil berkali-kali, melahirkan dan meyusui bayi-bayiku.   
Bayangkan...! Begitu tinggi penghargaan Islam terhadap perempuan hamil, melahirkan dan menyusui.  Pastinya, aku dapat mengumpulkan pahala yang banyak selagi aku hamil, melahirkan dan meyusui bayi-bayiku.  Alhamdulillah, Allah telah memberiku karunia 2 orang anak.

Dear Friends,

Semoga keturunan kita menjadi orang-orang yang saleh/solehah, yang tak akan pernah berpikir untuk tidak punya keturunan hanya karena takut miskin, takut repot, takut tak bisa berkakir dan takut tubuhnya tidak sexy lagi.  Amiin.
Salam untuk keluargamu.  Barakallah.  Sampai jumpa di surat lainnya.


Wassalam wr wb
Temanmu,

Meitri

Jumat, 13 April 2012

Meitrisia's Blessing Part 3: Annisa


  Dear Friends,

 Assalamu alaikum wr. Wb.
 Alhamdulillah kami semua dalam lindungan Allah SWT.  Kamu juga, khan? Amiin. 


Dear Friends,

Alhamdulillah,  Annisa dah lulus dengan predikat Cum Laude dari Universitas Pajajaran, Jurusan Hubungan internasional.  Sidangnya dilaksanakan hari Rabu, 5 April 2012. 



Dear Friends,

Hari itu, aku benar-benar tegang... sampai-sampai tengkukku pegel banget.  Untungnya pagi hari aku harus mengawas ujian mahasiswaku, jadi sekejab aku bisa melupakan keteganganku.  Bertemu dengan mahasiswa dalam kuliah atau waktu ujian merupakan kegiatan yang sangat aku sukai. Bukankah kita harus melakukan hal-hal yang kita suka untuk mengurangi ketegangan?  Sharing ilmu dan memberi support  bagi yang sedang ujian mebuatku merasa sebagai orang yang bermanfaat tidak saja untukku dan keluargaku, tetapi juga masyarakat disekitarku.  Aku suka ... I like this....  C  Begitu sampai di rumah, ketegangan itu nyamber lagi....  Aku tahu kalau aku tidak bisa membiarkan ketegangan itu menguasai diriku...masih ingat dengan tekanan arah tinggiku yang selalu meningkat  bila aku tegang dan kurang tidur?  Jadi, aku rubah aura ketegangan dengan aura positip yaitu ngaji.   Berhasil lho....  coba deh... buktikan sendiri...!!!


Dear Friends,

Sekarang, balik lagi ke up-date tentang Annisa.  Aku adalah ibu yang bangga akan kelulusannya.  Bagaimana tidak?  Annisa harus melalui situasi yang membuatnya bingung dan frustasi selama proses penyelesaian skripsinya.  Komunikasi dengan dosen pembimbing ke-1-nya tidak berjalan baik selama hampir 1 tahun.  Alhamdulillah dosen pembimbing ke-2nya akomudative dan supportive sehingga proses bimbingan dengannya berjalan lancar.  Annisa telah berusaha sekuat tenaga dan pikirannya untuk tetap bertahan dibawah bimbingan dosen pembimbingan ke-1nya.  Pada saat keadaan tidak lagi mendukungnya, dengan berat hati ia memutuskan untuk mencari dosen pembimbing lain yang bisa mendukung dan berkomunikasi dengannya.  Artinya. Annisa harus mulai dari ‘nol’ lagi, memilih judul, mencari referensi, menentukan metoda penelitian dan lain-lain...dan lain-lain.  Arghhhh......., tapi dia berhasil melaluinya, Cumlaude lagi.....  Siapa bilang kalau anakku tuh bodoh....!!!


Dear Friends,

Kamu tahu, khan.. di atas kertas tersedia mekanisme untuk ganti pembimbing apabila proses itu ‘jalan di tempat’ atau ‘mandeg’. Namun, aturan ini tidak sepenuhnya berpihak pada mahasiswa.  Seorang mahasiswa harus berjuang menyampaikan dan mempertahankan argumentasinya sehingga terjadi pergantian dosen pembimbing.   Menurutku, pihak perguruan tinggi harus punya cara-cara baku untuk menyelesaikan perkara bimbingan yang mandeg yang lebih berpihak pada mahasiswa.  Mahasiswa selain titipan orang tua, amanah yang harus dipertanggung jawabkan dunia-akhirat, mereka juga aset PT.  PT tidak dapat berkiprah tanpa mahasiswanya, khan?  Kalau saja  semua PT mempertimbangkan pahala akhirat, mestinya tidak ada kasus-kasus mahasiswa yang diperlakukan dengan tidak adil.  Mudah-mudahan di masa datang akan ada PT yang mempertimbangkan ‘nilai akhirat’ sebagai salah satu visi, misi, atau apalah itu...


Dear Friends,

Sekarang sudah waktunya melangkah ke tahap berikutnya.  Dengan kelulusannya maka Annisa resmi bukan saja menjadi sarjana tapi juga pengangguran intelek.   Suatu tahapan kehidupan yang baru tidak saja untuk anakku tapi juga untuk kami sekeluarga.  Rencana, Annisa akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang Strata-2.   Masih kurang terdidik kah?  Entahlah....  Biarkan dia menentukan apa yang ingin dia lakukan, kami membimbing saja.  Tut wuri handayani.  Doain ya Friends semoga rencana ini di ridhoi Allah SWT.


Dear Friends,

 Dah dulu ya.  Lain kali aku tulis berita yang lain lagi ya.  Tunggu saja.  Salam buat keluargamu. 


Wassalam wr wb
Temanmu,
Meitri

Selasa, 10 April 2012

Meitrisia’s Blessing Part 2: Bonang



      Dear Friends,
      Assalamu alaikum wr wb.

Apa kabar?  Baik?  Kami baik-baik saja.  Alhamdulillah.  Seperti janjiku di surat sebelumnya, aku akan update perkembangan Bonang- anak pertamaku. 

 

Dear Friends,

 

Memiliki anak laki-laki sebagai anak pertama adalah suatu anugrah Allah yang besar buatku... setelah suamiku pastinya....  Tambahan lagi, menurutku ia orang yang taat beribadah dan taat pada agama Allah SWT.   Semoga selamanya demikian... Semoga istiqomah.  Amiin.  Doain ya Friends.

 

Aku masih teringat saat kami menghadiri wisudanya Bonang, kami sangat bersyukur, bahagia dan bangga.  Bagaimana tidak.  Kami mengikuti bagaimana ia melalui berbagai cobaan yang menguras emosi, pikiran dan tenaganya.  Semoga segala apa yang dilaluinya selama berjuang menyelesaikan pendidikannya akan membuatnya menjadi orang yang sabar namun tahan banting dalam mengaruhi kehidupannya kelak.  Amiin.   Doain ya...

 

Dear Friends,


Bonang sudah menemukan belahan jiwanya- Vivi.  Soulmate lebih populer di gunakan anak muda jaman sekarang ya....  Mahasiswaku pernah bilang bahwa ‘belahan jiwa’ itu sudah ‘jadul’, yang up-to-date adalah ‘soul mate’.   Iya deeehhhh.....  Mereka menikah bulan April 2010 dan telah dikaruniai seorang anak lelaki yang guanteng dan lucu, namanya Syahida Aufa Ni’amillah.  Lihat fotonya deh... lucu, khan?  Btw, aku sudah menjadi seorang nenek.  Jadi nenek tuh pasti tapi jadi nenek-nenek peot? Masih belom terjadi.... nanti saja, jangan cepat-cepat datang.... hehehe...

Keluarga kecil Bonang+Vivi+Aufa

 

Dear Friends,

 

Bukankah Bonang masih sangat muda?  Kok sudah menikah?  Barang kali itu yang terlintas di pikiranmu ya...  Gapapa kok.... Bukan cuman kamu yang berpikiran seperti itu. Kalau dibilang masih muda, ku rasa ga juga.  Bonang menikah pada umur 24 tahun.  Ku pikir ini adalah umur ideal untuk menikah dimana pendidikannya mencukupi dan ia sudah dewasa secara fisik, pikiran dan emosi.  

 

Dear Friends,

 

Alasan utamanya tak lain karena panggilan Agama Islam.  Islam menyatakan: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang sholih dari budak laki-lakimu dan budak perempuanmu. Jika mereka miskin, niscaya Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (An-Nur [24]: 32). 

 

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”. (HR: Thabrani dan Hakim).

 

Selain itu Rasulallah-pun bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Sebab menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Namun barangsiapa tidak mampu, maka hendaknya ia berpuasa. Sebab puasa adalah pemutus (syahwat).”

 

Jadi apa lagi yang menghalangi? Perintah agama sudah tersampaikan dan mereka terima dengan ikhlas.  Dewasa fisik, pikiran  dan emosi? Sudah.  Bekerja? Bonang dan Vivi masing-masing punya kerjaan.  Restu orang tua dua belah pihak? Merestui 100%.  Adalah kewajiban orang tua untuk membawa anak-anaknya menuju perkawinan yang diridhoi Allah SWT. 

 

Di ridhoi Allah disini maksudnya adalah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah di tentukan oleh Allah.  So... begitulah... .  Simple sekali, khan?  Bagaimana selanjutnya?  InsyaAllah semua akan berjalan lancar untuk keluarga Bonang.  Doanya ya Friends.

 

  Dear Friends,

  Orang tua mana yang tidak menginginkan anak-anaknya membangun keluarga bahagia dan diridhoi Allah SWRT?  

 

Dengan perkawinan, anak-anakku akan terlindung dari kerusakan moral.  Aku ngeri sekali kalau  membaca berita atau menonton acara infotainment di TV.  

 

Bagaimana tidak?  Seorang artis menuntut seorang aktor untuk mengakui bahwa laki-laki tersebut adalah bapak dari anaknya.  Perseteruannya menjadi bulan-bulanan infotainment.    Apa yang didapat dari perseteruan terbuka itu kecuali terbukanya aib diri?  Bukankah kita seharusnya malu? Nauzubillah !!! 

 

  Kita bisa lihat bahwa pada jaman sekarang banyak orang yang menganggap free-sex adalah sesuatu yang modern, perkawinan sejenis mulai dikenal dimana-mana, bayi-bayi  lahir tanpa mengetahui siapa ayahnya, perkawinan incest terjadi karena saudara seayah saling tidak mengenal.  

 

Semoga anak-anak kita terlindung dari kerusakan moral ya friends. Karena itu orang tua-lah yang harus berperan menunjukkan jalan yang benar sesuai dengan standar agama tentunya.

 

Dear Friends,

 

 

Group band-nya Bonang dengan nama Shinote sudah bubar karena masing-masing personelnya tidak punya waktu lagi untuk mempertahankan keanggautaanya.  Sekarang ia membentuk group band baru dengan nama Bonaro.  Tunggu saja berita tentang prestasi group band ini ya...

 

 

 

 Dear Friends,

 

 

Sampai sini dulu update tentang Bonang.  Salam kangen untuk keluargamu ya.... Kapan kita bisa ‘copy darat’?  Kangen begete nih....

 

Wassalam wr wb

Temanmu,

Meitri