Laman

Minggu, 29 April 2012

Hutang: Pilihan Terbaik untuk Keluar dari Persoalan Kita?

Dear Friends,
Assalamu alaikum wr. wb.

Hutang adalah mubah, kecuali karena dharurat. Seberapa dalam kita mengartikan kata/keadaan yang Dharurat? Menurut Yusuf Qardhawi dalam Halal dan Haram dalam Islam, Dharurat adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dihindari, apabila terhalang akan membawa kebinasaan. Key word-nya adalah KEBINASAAN

Kita tidak akan BINASA kalau tidak punya Blackberry atau iPhone baru. Kita tidak akan BINASA kalau cuma punya mobil butut. Dan masih banyak hal-hal lain yang bisa menunggu sampai kita punya dana untuk membelinya.
Nabi SAW sendiri tidak suka seorang muslim membiasakan berhutang. Sebab dengan berhutang kita akan :

1. Kesusahan di malam hari ( tidak bisa tidur nyenyak) dan penghinaan disiang hari,
2. Berada dalam kekuasaan orang lain,
3. Kufur,
4. Berdusta dan
5. Ingkar janji. 


Dear friends,
Tiga akibat yang terakhir mengindikasikan bahwa berhutang akan mempengaruhi atau merupakan bahaya besar terhadap keimanan dan akhlak kita.
Seorang muslim tidak boleh berhutang kecuali karena sangat perlu. Dan kalaupun dia terpaksa harus berhutang, sama sekali tidak boleh melepaskan niat untuk membayar. Sebab dalam hadis Rasulullah s.a.w. disebutkan:

"Barangsiapa hutang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia." (Riwayat Bukhari)

Dear friends, 
Kesimpulannya..., kita seharusnya menghindari berhutang. Kalau memang harus berhutang, kenalilah rambu-rambunya. Berhutanglah sesuai dengan kemampuan membayar kita.
Mari kita saling mengingatkan ya friends.  FYI, isi surat ini adalah hasil comot sana sini dari buku Halal dan Haram dalam Islam by Yusuf Qardhawi.

Wassalamu alaikum wr. wb.
Temanmu,
 Meitri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar